Sunday, December 29, 2013

REI Kesulitan Membangun Rumah Tapak Sederhana

REI Kesulitan Membangun Rumah Tapak Sederhana
InfoBeritaDunia-DPD Real Estat Indonesia (REI) Jawa Tengah mengaku kesulitan membangun rumah tapak sederhana. Kesulitan tersebut dirasakan, karena terkendala ketersediaan lahan meski harga rumah naik sebesar 30 persen.
”Pengembang saat ini susah mencari lahan. Lahan di daerah pinggiran sudah mahal, sehingga tidak mungkin dibuat rumah tapak sederhana,” kata anggota DPD REI Jateng Bidang Promosi, Humas, dan Publikasi Juremi.
Sementara, lanjut Juremi, untuk membangun rumah tapak sederhana dibutuhkan pembangunan infrastruktur dan lingkungan yang sudah siap. Setelah itu, jika sesuai dengan kriteria dari Kementerian Perumahan Rakyat terpenuhi, maka anggaran baru dikucurkan.
”Sebenarnya para pengembang senang membuat rumah tapak sederhana meskipun keuntungan yang diperoleh sedikit. Tapi, rumah yang dibangun dapat terserap cepat. Namun, karena kendala lahan, pengembang sulit untuk menyediakannya,” jelas Juremi.
Pemerintah, sebelumnya telah menaikkan harga rumah tapak sederhana di zona satu naik dari Rp 88 juta menjadi Rp 105 juta. Sedangkan untuk zona dua, dari Rp 95 juta menjadi Rp 115 juta, dan zona tiga naik dari Rp 145 juta menjadi Rp 165 juta.
Sementara itu, penjualan rumah tengah mengalami masa sulit. Hal itu dikarenakan adanya peraturan uang muka pembelian rumah 30 persen. Jika sebelumnya masyarakat bisa membeli di bawah 30 persen, kini harus minimal 30 persen.
Akibatnya, pengembang tidak bisa mendapatkan modal lebih untuk pembangunan. Terlebih lagi, kredit pemilikan rumah (KPR) baru dapat dilakukan saat rumah sudah siap huni.
Untuk mengatasi hal tersebut, REI Jateng terus melakukan berupaya menekan penurunan penjualan rumah. Di antaranya, dengan melakukan pameran.

0 comments:

Post a Comment